Fenomena Dukungan Massa Terhadap Presiden Argentina di Tengah Krisis Ekonomi dan Politik

Presiden Javier Milei, yang resmi memimpin Argentina sejak Desember tahun lalu, telah menjadi subjek perdebatan yang intens antara pendukungnya dan para kritikusnya, yang keduanya sering menggambarkannya sebagai “presiden gila”.

“Sebagian besar orang memanggilnya dengan sebutan itu. Saya pikir itu hal yang baik,” kata Axel Uhrig, 21 tahun, mengomentari Milei, yang pada November 2023 berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan dukungan suara mencapai 56%.

Axel adalah anggota dari Pibes Libertarios (anak-anak muda libertarian) – sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri mereka sebagai “militan” dan aktif dalam berbagai platform media sosial.

Di malam hari, Pibes Libertarios memasang sejumlah besar poster di seluruh Buenos Aires yang menyertakan kode QR yang terhubung ke video-video yang mendukung berbagai kebijakan yang diusung oleh Presiden Milei.

Meskipun Milei telah berhasil memenangkan pemilihan presiden, Pibes Libertarios tetap bertekad untuk melanjutkan perjuangan agar reformasi besar-besaran yang diinginkannya dapat diwujudkan menjadi undang-undang.

Axel menyatakan bahwa pemerintahan sebelumnya di Argentina cenderung menerapkan kebijakan nasionalisasi besar-besaran, subsidi harga, serta undang-undang ketenagakerjaan yang kuat, yang dianggapnya telah menimbulkan masalah ekonomi yang serius.

Milei dianggap memberikan identitas bagi mereka yang berada di spektrum politik kanan, khususnya para libertarian. Axel menekankan perbedaan antara konsep libertarian di Argentina dengan pemahaman liberal progresif di Barat. Bagi mereka, libertarianisme lebih mengacu pada kebebasan dari campur tangan negara.

Axel menyambut dengan senang sikap kontroversial Milei dalam menentang status quo dengan pendekatan ekonomi yang berbeda. Baginya, Argentina tidak akan memiliki masa depan yang cerah tanpa adanya perubahan signifikan.

Dia juga mencatat bahwa banyak orang Argentina, termasuk dua sahabat dekatnya, memilih meninggalkan negara ini untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri, menunjukkan ketidakpuasan yang meluas terhadap situasi ekonomi dan politik saat ini.